Oleh: Kepala Sekolah Tahfizh UIN Malang Ustadz Manzilurrahman Romadhon, S.Kom
Sampai saat ini saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari keluarga besar HTQ. Apapun pencapaian saya sampai saat ini tidak pernah luput dari kedekatan saya dengan Al-Qur’an. Dan saya menikmati itu, In Syaa Allah.
Hai’ah Tahfizh Qur’an atau HTQ sebagai sebuah komunitas mulia bagi saya, telah menjadi inspirasi bagi kita semua. Kita semua telah mahfum bahwa Prof. DR. H. Imam Suprayogo, Rektor Pertama UIN Maliki Malang sejak dulu sangat mendambakan pemimpin- pemimpin UIN Maliki Malang yang Qur’any. Ikhtiar telah dilakukan dengan adanya beasiswa bagi hafizh, yang sampai saat ini, sudah banyak macamnya.
Apa yang menjadi semangat UIN Maliki Malang dalam memuliakan kader-kader Qur’any ternyata banyak diikuti oleh kampus-kampus yang lain. Ini menujukkan peran UIN Maliki Malang dalam menumbuhkan gerakan cinta Al-Qur’an yang sanagt tinggi. Kampus-kampus Islam yang lain mulai melakukan gerakan yang sama dengan UIN Maliki Malang. Memberikan beasiswa kepada mahasiswanya yang hafal Al-Qur’an.
Lebih mengherankan lagi, kampus-kampus seperti ITS, UB, UM dan beberapa kampus umum lain juga ikut memberikan beasiswa yang sama. Keyakinan saya, pekikan semangat dari Prof. DR. H. Imam Suprayogo waktu itu, telah memprovokasi kampus-kampus yang lain untuk mengikuti gagasan dari beliau. Bahkan semangatnya melebihi kampus UIN Maliki Malang. Luar Biasa.
Akhir- Akhir ini program dimasyarakat yang terkait dengan tahfizh Al-Qur’an semakin banyak. Tahfizh Al-Qur’an menjadi tren yang diikuti banyak lembaga-lembaga dan kampus-kampus di Indonesia. Lagi-lagi dalam hal ini, UIN Maliki Malang bersama dengan HTQ yang dimilikinya, telah menjadi pelopor dan inspirator dalam pengembangan tahfizh Al-Qur’an.
Misalnya, Olimpiade Al- Qur’an. Program ini telah dilakukan pertama kali tahun 2009. Waktu itu sedang tren olimpiade Sains. Dan waktu itu juga ada event MTQ. dari dua event tersebut, lahirlah ide untuk menyelanggarakan Olimpiade Al- Qur’an. Kemudian ada lembaga Al-Qur’an yang mengadakan Olimpiade Qur’an juga tidak tanggung-tanggung tempatnya, di MATOS.
Wisuda Tahfizh bagi mahasiswa, HTQ telah menyelenggarakan program ini sejak tahun 2006. Berangkat dari ide untuk mewisuda mahasiswa yang hafal Al-Qur’an seperti di pesantren tahfizh. Bedanya, jika di pesantren tahfizh wisuda itu 30 juz, tetapi di UIN Maliki Malang mahasiswa yang hafal 5 juz sudah diwisuda. dan nampaknya program ini mulai diikuti oleh kampus-kampus lain, UINSA misalnya. Dan kampus-kampus lain pasti akan menyusul.
Sekolah Tahfizh, program ini terhitung baru. Karena berjalan tidak kurang dari 5 tahun. Program ini dilaksanakan untuk mahasiswa UIN Maliki Malang yang ingin menghafal Al-Qur’an atau menjaga hafalan yang telah diperoleh. Sehingga, diharapkan mereka dapat mengikuti progran wisuda tahfizh HTQ UIN Maliki Malang. Dan program ini pun, sudah mulai diikuti oleh sebagian kecil lembaga-lembaga Al-Qur,an.
Dan beberapa progarm lain yang tidak dapat disebut satu persatu. Saya dan tentunya kita patut bangga dan bersyukur karena disadari atau tidak, telah menjadi inspirator bagi lembaga-lembaga atau kampus-kampus yang lain. lalu tugas kita selanjutnya adalah menata program-program yang telah dilaksanakan. Sebagai pelopor, HTQ telah diikuti banyak pihak. Namun, itu tentu harus diimbangi dengan penataan sistem yang baik. Karena apalah gunanya jika hanya mengembor-gemborkan program hanya untuk publikasi semata tanpa diperbaiki kualitasnya.
Ke depanya, HTQ masih memiliki masa depan yang bisa jauh lebih baik dari sekarang. HTQ bisa menjadi penopang kekuatan UIN Maliki Malang yang harus diperhitungkan. Itulah alasan kenapa Saya, Anda, dan Kita semua harus terlibat dalam amanah mulia ini. Menjaga dan melestarikan Al-Qur’an di kampus UIN Maliki Malang sehingga, menjadi inspirasi bagi kampus-kampus dan lembaga-lembaga yang lain.
Semoga HTQ UIN Maliki Malang terus maju kedepannya. Aamiin.