Halaman 24-26
أَفَلَا يَتَدَبُّرُوْنَ الْقُرْأنَ، وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْر اللهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا.
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Q.S An-Nisa’ : 82)
Salah satu hal yang disunnahkan ketika membaca Al-Quran adalah dengan mentadabburinya. Tadabbur Al-Quran sering kali diartikan dengan memikirkan, memahami dan merenungi tentang rahasia-rahasia mukjizat, susunan ayat, kesempurnaan fashahah, keindahan retorika (keterampilan bahasa), dan obat (penawar), baik untuk mengobati penyakit dzahir ataupun bathin. Sebagaimana Allah dalam berfirman :
كِتَابٌ أَنْزَلْناَهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوْا ايَاِتِه وَلِيَذَّكَرَ أُوْلُوْالْأَلْبَاب
ِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S Shad : 29)
Berikut kami jelaskan lebih lengkap beberapa keutamaan tadabbur Al-Quran berdasarkan Hadits Rosulullah dan Perkataan (Qaul) ulama
# Diantaranya Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
أية بتفكر وفهم خير من ختمة بغير تفكر وفهم فإذا تأملتها تجد تحت كل كلمة وحرف معان وأسرارلا تنحصر وبحورا من الحكم
“Membaca satu ayat dengan tafakkur/tadabbur serta berusaha untuk memahaminya, lebih baik daripada mengkhatamkan Al-Quran tanpa tafakkur /tadabbur dan pemahaman. Maka jika engkau merenunginya, pada setiap kalimat dan huruf, engkau akan mendapatkan penjelasan-penjelasan dan rahasia-rahasia yang tidak bisa engkau hitung serta luasnya samudera hikmah “(Sanad Abu Hurairah)
# Dalam riwayat lain disebutkan:
إن أحرف القران في اللوح المحفوظ كل حرف منها بقدر جبل قاف منها معان لا يحيط بها إلا الله
Sesungguhnya huruf-huruf Al-Quran di Lauhil Mahfudz setiap hurufnya sama dengan Gunung Qof, mengandung banyak makna , tidak ada yang bisa mengetahuinya kecuali Allah.
# Dari Abdullah ibn Umar Rhadiyallahu Anhu berkata, Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepadaku: Bacalah Al-Quran(Khatamkan) dalam satu bulan. Aku berkata: Sesungguhnya aku bisa lebih kuat ya Rosulullah. Rosulullah berabda : Jika begitu bacalah dalam sepuluh hari. Aku berkata: Sesungguhnya aku bisa lebih kuat ya Rosulullah. Rosulullah bersabda : Jika begitu bacalah dalam tujuh hari, dan janganlah kurang dari tujuh hari tersebut. Dala suatu riwayat disebutkan : Seseorang tidak akan memahami/mentadabburi Al-Quran jika ia membaca kurang dari tiga hari.
# Abu Sulaiman Ad-Darani pernah berkata: Sebagian ulama salaf (Ulama terdahulu) ketika mereka membaca satu ayat tapi hatinya tidak hadir (tanpa tadabbur), maka mereka mengulanginya.
# Sebagian ulama pernah berkata: Aku pernah merasakan manisnya membaca Al-Quran yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Seakan-akan aku mendengarkan langsung dari Rosulullah sebagaimana beliau membacakan kepada para shahabat. Kemudian aku” naik” ke maqam yang lebih tinggi. Seakan-akan aku mendengar bacaan Al-quran dari Malaikat Jibril sebagaimana beliau membacakan kepada Rosulullah. Kemudian aku “naik” ke maqam yang lebih tinggi, sekarang seakan-akan aku mendengar bacaan Al-Quran langsung dari Allah, aku menemukan kelezatan dan aku tidak kuat akan hal itu. Seorang pembaca Al-Quran hendaknya menghadirkan hatinya akan keagungan Mutakallim(Allah) dan mengetahui bahwa yang dibaca bukanlah perkataan manusia, melainkan kalam Allah.
Perkataan ulama diatas juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian ketika tadabbur Al-Quran. Dalam Al-Quran Allah berfirman :
لاَ يَمَسُّهُ إِلَّا المُطَهَّرُوْن
َ
“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”(Al-Waqiah: 79)
Secara dhahir, kata “Al-Muthohhirun” di atas bermakna suci dari hadats (Baik hadats kecil maupun besar), berarti tidak bolehnya menyentuh mushaf kecuali orang-orang yang suci. Namun jika kita memaknai secara Bathin, maka hal ini berkaitan dengan bersihnya hati dari perbuatan-perbuatan keji dan cinta duniawi. Jika hati dipenuhi dengan dua hal diatas, maka hati kita akan tertutup. Tertutupnya hati akan menghalangi menghalangi kita untuk memahami kalam Yang Maha Mengetahui hal-hal ghaib.
Ada sebuah pesan dari Muallim kita, DR. Akhmad Muzakki, MA, di sela-sela penjelasan, beliau berkata bahwa hendaknya hadits-hadits serta qoul diatas disampaikan dan dipahami oleh kalangan akademisi saja. Sebab, jika kita menyampaikan dan menganjurkannya kepada orang awam, maka mereka akan merasa kesulitan dalam melaksanakan ibadah tadabbur tersebut.
Demikian penjelasan singkat mengenai tadabbur Al-Quran. Keseharian kita dalam membaca atau menghafal Al-Quran, tidak lain karena ingin memahami, mengamalkan serta mengungkap rahasia-rahasiaNya. Mudah-mudahan dengan tadabbur Al-Quran, kita bisa memperoleh manfaat berupa hidayah, ketaqwaan dan keimanan. Amin YA Robbal Alamin
Malang, 25 Februari 2015