Alhamdulillah, Rihlah Hai’ah Tahfidzil Qur’an Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang ke-lima telah dilaksanan dan berjalan dengan lancar. Rihlah yang dilaksanakan akhir pekan di akhir bulan April ini memberikan banyak pelajaran yang bisa kita jadikan oleh-oleh sebagai bekal kehidupan bersama Al-Qur’an. Ada lima kunjungan yang memberi lima oleh-oleh yang berbeda.
Dari Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an kita memperoleh kesan luar biasa tentang bagaimana buah dari kesungguhan menghafal Al-Qur’an. Dalam hitungan bulan tak sampai setahun, Al-Qur’an 114 surat telah dihafal oleh generasi muda yakni para santri. Diantara rahasianya adalah ngaji saat qiyaamul lail atau sholat tahajjud dengan muroja’ah ataupun muroqobah. Sesuai dengan ayat-ayat berikut yang artinya :
- Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS.Al-Israa’:79)
- Hai orang yang berselimut (Muhammad), 2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. 4. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.(QS.Al-Muzzammil:1-3)
Adapun pesan dari pengasuh yaitu “Sudah, ngaji saja; yang ikhlas yang ridho; Ayo, agean..agean (ayo, segera..segera); Allohumma pekso (Ya Allah paksa diri hamba untuk kebaikan)”. Kalimat-kalimat tersebut yang selalu diucapkan kepada para santri untuk memotivasi agar selalu mengaji.
Dari Parang tritis yang menggerimis saat kita datangi, kita belajar bersyukur dan tadabbur alam. Ombak yang besar menyadarkan kita bagaimana jika laut yang berombak besar itu diluapkan dan tumpah ke daratan seperti dalam firmanNya : (6. dan apabila lautan dijadikan meluap) [QS.At-Takwir:6]
Kita juga berusaha menghayati bahwa bagaimanapun luasnya lautan itu masih tidak seberapa luas jika dibandingkan kalimatillah. Berikut firmanNya :
- Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.(QS.Al-Kahfi 109)
Dari Pondok Pesantren Krapyak kita mendapat sebuah muitara cerita tentang seorang ‘alim yang membabat Al-Qur’an di tanah Jawa. K.H Munawwir dengan gelar Al-Qur’annya yang menempel seumur hidupnya bahkan hingga wafat dan telah ribuan santrinya. Tirakat beliau sungguh luar biasa, salah satu diantaranya membaca Al-Qur’an selama sembilan tahun secara bertahap dari khatam tiap minggu, tiap tiga hari hingga khatam tiap hari. Beliau selalu meng-istiqomah-kan membaca Al-Qur’an dan hari-harinya disibukkan untuk Al-Qur’an.Rasulullah bersabda :
يقول الربّ سبحانه و تعالى : من شغله القرءان و ذكري عن مسئلتي أعطيته أفضل ما أعطي السئلين
“Allah SWT berfirman: barangsiapa yang disibukkan Al-Qur’an dan dzikir kepada-Ku tentang masalah, Aku berikan yang paling utama yang diberikan para hmba yang meminta” (HR.Tirmidzi)
Wejangan yang mengisi dahaga siang hari menjadikan hati lebih cerah secerah matahari siang itu. Kita menjadi sadar bagaimana membaca Al-Qur’an secara lafdzan, ma’nan wa ‘amalan. Karena Al-Qur’an adalah solusi yang tepat dalam permasalahan hidup. Semoga kita selalu diberi kemudahan dan diberi rizqi untuk selalu membacanya sebagaimana doa yang sering kit abaca :وارزقنا تلاوته أناء اليل و أطراف النهار (Dan berikanlah kami rezeqi untuk selalu membaca Al-Qur’an sepanjang malam dan sepanjang siang hari)
Dari JQH Al-Mizan UIN Sunan Kalijaga kita belajar ukhuwah para penghafal Qur’an dan berbagi pengalaman dalam mengatur dan menjaga para mahasiswa penghafal Qur’an. Betapa mulia seorang mahasiswa yang sedang mencari ilmu lebih banyak dihiasi oleh Al-Qur’an dan betapa indah tali persaudaraan antar penghafal kitab suci terakhir ini. Dari sana muncul harapan semoga silaturrahim ini tidak hanya antara Malang dan Jogja ataupun antar kampus UIN. Namun semoga silaturrahmi ini bisa terjalin lebih luas yakni se-provinsi, se-Jawa, bahkan se-Nusantara. Karena para penghafal Al-Qur’an itu dumilakan oleh Allah. Sabda Nabi SAW. :
أكرموا أهل القرءان فإنّهم أحباب الله و من أراد أن يتقرّب إلى الله فليقرا القرءان
“Muliakanlah para ahlul Qur’an karena mereka adalah kekasih Allah; dan barangsiapa yang ingin bertaqarrub kepada Allah hendaklah membaca Al-Qur’an” (HR. Ahmad)
Dari Malioboro kita mengambil hikmah bagaimana seorang individu ataupun sekelompok orangdiantara ribuan manusia yang beraneka ragam. Ada yang berada hanya sekedar untuk refreshing mencari hiburan, ada yang bekerja untuk ibadah menghidupi keluarga, adapula yang punya niat jelek mencari kesempatan dalam keramaian. Secara tidak langsung situasi seperti ni mengingatkan kita bagaimana ketika nanti pada suatu hari dimana kita dikumpulkan bersama milyaran manusia saat Hari kebangkitan. Jika saat itu ada berbagai kepentingan, pada hari kebangkitan nanti tidak ada kepentingan selain ingin menyelamatkan diri. Jika pada katika di Malioboro ada orang kehilangan, maka pada hari yang telah dijanjikan itu maunisa lari dari orang-orang dekatnya.Berikut cuplikan beberapa ayat dalam Al-Qur’an:
- Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, (QS.Al-Kahfi:99)
- pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, 35. dari ibu dan bapaknya, 36. dari istri dan anak-anaknya. 37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS.’Abasa:34-37)
Semoga rihlah HTQ UIN Maliki yang ke-lima ini bisa membangkitkan semangat membara kita untuk selalu berjuang dengan sungguh-sungguh untuk selalu menjaga Al-Qur’an yakni dengan istiqomah dan himmah dalam menghafal dan membaca, mengaji dan mengkaji serta menghayati dan mensyukuri. Semoga rihlah Qur’any ini memmberikan banyak pelajaran berharga yang bisa kita renungkan, kita hayati dan kita syukuri serta kita amalkan kebaikan-kebaikannya Amiin, Yaa Mujiibas saa’iliin