Al ‘alaq, surat itu sudah tak asing buat kita. Ia adalah wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah dan dalil utama tentang pentingnya membaca. Mari kita perhatikan, beberapa hal menarik dan penting dari surat ini.
Pada lima ayat awal surat ini Allah menjelaskan tentang pentingnya membaca, menulis, dan belajar. Perhatikan ayat pertama, Dia berfirman Iqra’ tanpa mengiringinya dengan maful bih itu adalah indikasi bahwa kita harus membaca apapun yang tersurat maupun tersirat, ayat qouliyah dan kauniyah, bahkan baik atau burukpun boleh dibaca dengan syarat motivasi dan tujuannya dalah Bismi Rabbika (dengan atau demi Tuhanmu).
Kemudian pada pertengahan surat ini, Allah mengisahkan tentang Abu Jahl. Sebenarnya Abu Jahl adalah orang yang pandai baca tulis, fasih dalam sastra, cerdas, kaya dan hidup elegan. Namun, kenapa dia diberi laqab Abu Jahl (Bapak Kebodohan). Inilah makna Jahl (bodoh) yang sering kali kita lupakan, yakni penyakit yang menyerang jiwa, membutakan mata batin, membuat manusia menyimpang jauh dari garis-Nya. Dan tak jarang kebodohan ini bersumber dari oknum berpengetahuan atau kaum intelek yang sombong dan gengsi, atau kekuasaan menindas yang tak ingin kehilangan posisi. Singkatnya, kebodohan yang digambarkan disinilah adalah intelektualitas yang tak dibarengi dengan spiritualitas dan akhlak baik.
Dan Allah menutup firman-Nya dalam surat ini dengan wasjud waqtarib (bersujudlah dan dekatkan dirimu kepada Allah). Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa sujud adalah posisi terdekat antara hamba dan Tuhannya. Pada posisi itulah hamba benar-benar menundukkan dirinya di hadapan tuhannya dengan menghilangkan semua egoisme, kesombongan, keangkuhan, dan disinilah seorang hamba merasa begitu rendah dihadapan semua keagunganNya.
Dalam surat tersebut, Allah menerangkan betapa pentingnya membaca, menulis, dan belajar. Karena hal itu merupakan tangga menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kemudian Dia mengisahkan tentang Abu Jahl yang mana itu adalah peringatan bagi kita bahwa setelah membaca, menulis dan belajar seharusnya kita menjadi hamba yang lebih dekat denganNya, menjadi manusia yang lebih baik dengan perangkat-perangkat sifat dan sikap yang baik. Bukan justru jauh dari-Nya dan terserang penyakit-penyakit berbahaya seperti sombong, otoriter, dan lain-lain. Karena itu, dalam akhir surat ini Allah berfirman wasjud waqtarib. Bacalah, kemudian bersujudlah dan mendekatlah pada-Nya. Secara singkatnya, melalui surat ini Allah berpesan “Jadilah manusia yang mempunyai kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan professional.”
Wallahua’lam.