Kajian Fadhoilul Qur’an 4 (Tadabbur Al Qur’an)

tadabbur4

Assalamualaikum gus dan ning
Masih dalam bab yang sama yaitu Tadabbur Al- Qur’an yang juga dengan inti pembahasan yang tidak jauh berbeda dengan minggu sebelumnya yaitu tentang kesucian hati, niat dan juga keagungan Al- Qur’an yang merupakan kalamullah dan kunci kesejahteraan hidup dan ketentraman hati bagi para pecintanya, rasul bersabda:

الا إن في الجسد مضغة فإذا صلحت صلح الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله الا و هي القلب

Ingatlah dalam tubuh manusia ada segumpal darah, jika segumpal darah itu baik maka baik pula lah diri manusia itu, dan jika segumpal darah itu buruk (terbiasa dengan hal- hal yang buruk) maka buruk pula lah diri manusia itu, ingatlah umatku!! Bahwa segumpal darah itu adalah HATI.

Nah, maka dari itu imam kholil al khirfani berpesan special buat gus dan ning semua dalam kitabnya “ Fadhoilul Qur’an” agar membiasakan hati kita dengan hal- hal yang baik, karena Al- Quran itu merupakan kitab yang suci dan sepatutnya kita harus menjaga diri dan hati kita dengan hal- hal yang positif.

Dijelaskan bahwa seorang muslim seyogyanya memiliki seorang guru yang dapat membantunya dalam menghilangkan setiap penyakit hati dalam jiwa setiap muslim, kemudian barulah seorang guru itu mengajarkan kepada seorang muslim Al- Qur’an, karena dengan hati yang telah bersih dan jauh dari hal- hal yang menjauhkan diri dari Allah maka mempelajari Al- Qur’an dapat menjadi cahaya/ hidayah yang merupakan karunia Allah, sehingga seorang muslim dapat membaca Al- Qur’an semata- mata hanya karena mengharap ridlo Allah bukan yang lain.

Ibnu Abbas berkata, bahwa Rasulullah terjaga dibeberapa malam ketika berada di kota Mekkah lalu bersabdah: Ya Allah

Kemudian umarpun mengikutinya dan berkata: Ya Allah, aku aku telah mengajak, aku telah berjuang, aku telah menasihati, maka rasul bersabdah: keimanan seseorang yang benar- benar nampak dan kuat serta tercermin dalam perilakunya hal itu dapat merusak kekafiran pada suatu negara dan menjadikan lautan surut karena keislamannya.

Sungguh akan datang suatu masa dimana manusia mempelajari dan membaca Al- Qur’an lalu mereka berkata kami telah membaca dengan indah dan kami telah mengajarkannya!! Akankah ada orang yang lebih baik dari kami? Akankah ada dari mereka yang lebih baik dari kami? Begitulah mereka bertanya pada Rasul, maka Rasul bersabdah منكم من هذه الأمة و أولئك هم و قود النار. “Mereka adalah sebagian umat dan mereka akan dijadikan sebagai bahan bakar api neraka.”

Hal itu karena mereka tidak mengharap ridlo Allah dengan apa yang mereka lakukan. Begitupun suatu kaum yang membaca Al- Qur’an lalu mereka membangga- banggakan bacaan mereka terhadap kawannya, kemudian mereka berkata “siapa yang lebih pandai bacaan Al- Qur’annya dari pada aku? Siapa yang lebih mahir dari pada aku dalam membaca Al- Qur’an? Siapa yang lebih alim dari pada aku dalam membaca Al-Qur’an? Maka sesungguhnya mereka itulah para penghuni neraka.

Ada pula masa dimana suatu kaum, mereka memuliakan orang- orang yang bermewah- mewahan (kaya raya) dan mereka merendahkan orang- orang ahli ibadah, mereka juga mengamalkan Al- Qur’an jika apa yang ada dalam Al- Qur’an sesuai dengan kehendaknya dan mereka meninggalkan apa yang ada dalam Al- Qur’an jika tidak sesuai dengan kehendaknya. Mereka membaca Al- Quran namun tidak mengamalkannya dan mereka tidak mementingkan Al- Qur’an daripada sya’ir (lagu/ musik).

Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasul SAW bersabdah: umatku akan terpecah menjadi 72 golongan dan mereka akan celaka kecuali satu golongan dan golongan itu adalah golongan yang berpegang teguh pada Al- Qur’an. Mempelajari Al- Qur’an dan mengamalkannya adalah jalan keluar dari kesesatan dan 3 pesan rasul:

1. Mempelajari Al- Qur’an
2. Mengamalkan Al- Qur’an
3. Meraih keselamatan

Dalam sebuah riwayat diceritakan tentang kisah imam syirazi ketika beliau telah wafat, sahabatnya bermimpi bertemu beliau dengan mengenakan pakaian putih dan mahkota diatas kepalanya. Pakaian putih itu melambangkan ketaatan dan mahkota yang dikenakan adalah tanda keagungan ilmu dan Al- Qur’an yang telah diamalkan semasa hidupnya.

Syeikh Abdul Qodir al- Jailani berpesan: Al- Qur’an merupakan undang- undang (ketentuan) Allah yang merupakancahaya, bukan tipuan maupun penghianatan, maka dari itu kita haruslah menjaga:
Jasmani dan rohani
Anak/ keturunan
Perbuatan/ prilaku

Ketiga hal itu haruslah kita jaga dengan Al- Qur’an,membaca dan mengamalkannya. Dan sungguh mengherankan (aneh) ketika ada seorang wanita yang hafal Al- Qur’an namun dia tidak berkerudung (tidak menjaga auratnya) dan ia merasa senang tanpa rasa penyesalan ketika melakukannya maka syetan akan menertawakannya, kerena pada hakikatnya Al-Qur’an mengajarkan rasa malu dan menjaga diri.

Salam KompaQ Syahlalu
Rabu, 18 Maret 2015
MUNAQOSYAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.