Kajian Tibyan: Adab Seorang Pelajar

فصل في آداب المتعلم

Hendaknya seorang pelajar menyucikan hatinya dari segala kotoran supaya dapat menerima dan menghafal Al-Qur’an dan memetik buahnya.

Di dalam jasad itu ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh jasad tersebut. Dan apabila segumpal darah tersebut rusak, maka rusak pula seluruh jasad tersebut. Dan segumpal darah tersebut adalah hati.

Hati yang baik akan mudah menerima ilmu. Hati yang keras akan sulit menerima ilmu.

Penyebab keras hati: Banyak tidur, banyak makan, dan banyak bicara.

Hati yang baik dapat menerima ilmu (dengan mudah) sebagaimana tanah yang subur dapat ditanami.

Seorang pelajar hendaknya rendah hati dan bersikap sopan terhadap gurunya meskipun gurunya lebih muda darinya, tidak semasyhur dirinya, tidak semulia nasab dan keshalihannya, dan lain sebagainya.

Hendaklah seorang pelajar tawadhu’ terhadap ilmu karena dengan hal tersebut niscaya akan mendapatkan kefahaman terhadap ilmu tersebut.

Ilmu dapat membuat seseorang hancur apabila orang tersebut tinggi hati sebagaimana air yang tak mungkin mengalir ke tempat tinggi.

Hendaknya seorang pelajar mematuhi guru, berkonsultasi dengannya di setiap permasalahan yang dimilikinya, menerima perkataannya sebagaimana seorang pasien yang menerima nasihat-nasihat dari dokter ahli yang tulus, dan itu lebih utama.

فصل

Hendaknya berguru kepada seseorang yang sempurna keahliannya (memiliki keahlian), jelas agamanya, tampak nyata keilmuannya, dan telah terkenal keilmuannya.

Ilmu adalah agama, maka perhatikanlah darimana kalian mengambilnya.

Hendaknya seorang pelajar memandang gurunya dengan pandangan memuliakan dan meyakini keilmuannya dan tingkatan keunggulannya.

Sebagian orang terdahulu jika berkunjung ke tempat gurunya mereka bershodaqoh dengan sesuatu, dan berdo’a: اللهم استر عيب معلمي عني ولا تذهب بركة علمه عني

Hak seorang guru atasmu: Sampaikanlah salam kepada orang-orang dan khusus untuknya, duduk dihadapannya, tidak memberi isyarat dengan tanganmu, tidak memberi petunjuk dengan matamu, mengatakan padanya si fulan mengatakan yang sebaliknya dari apa yang ia katakan, menggunjing seseorang, bermusyawarah dengan orang lain di majlisnya, menarik bajunya, mendesaknya ketika ia tidak bersemangat, dan jangan jenuh dengan lamanya waktu belajar.

Salah satu adab yang disarankan oleh Ali bin Abi Thalib ra. adalah menanyakan perihal ketidakhadiran gurunya jika memungkinkan, jika tidak maka hendaknya ia menanyakannya di luar majlis itu.

فصل

Hendaknya seorang murid mendatangi gurunya dengan keadaan rapi, suci telah bersiwak, hatinya tidak sibuk dengan hal lain, dan tidak masuk ke tempat gurunya tanpa seizinnya di tempat yang memerlukan izin sebelum memasukinya.

Jika memasuki sebuah majlis, hendaknya: mengucapkan salam kepada orang-orang yang hadir dan menghaturkan salam khusus kepada gurunya, begitu pula jika hendak beranjak pulang, tidak melangkahi orang-orang yang hadir, menempati tempat kosong yang tersisa di dalam majlis tersebut kecuali jika gurunya menyuruhnya untuk maju atau orang-orang yang hadir di majlis tersebut mempersilahkannya, tidak duduk di tengah-tengah halaqoh kecuali terdesak ataupun menyisip di antara dua orang tanpa seizin keduanya. Jika masih ada tempat di majlis tersebut untuknya maka hendaklah ia duduk dan bergabung.

والله اعلم بالصواب

Masjid Ulul Albab, 31 Maret 2019

Pemateri: Dr. Ahmad Muzakki, M.A
Sumber rujukan: Kitab Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an
Dirangkum oleh: Ermalia Dwi Nuryanti/18620045

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.