Kajian Fadhoilul Qur’an 3 (Tadabbur Al-Qur’an)

kajian3

Abdullah ibn Abbas berkata : Ketika Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca Surah Al-Qiyamah dan Surah Sabbaha (Surah Al-A’la), beliau membaca disetiap akhir kedua surah tersebut dengan bacaan “ سُبْحَانَكَ اَلَلهُمَّ بَلَى ” (Mahasuci Engkau Ya Allah, Benar demikian.)

Pada riwayat lain disebutkan : Barang siapa yang membaca لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ kemudian sampai pada ayat terakhir أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى maka bacalah: بَلَى (Iya, Benar). (H.R Abu Daud dari Aisyah)

Rosulullah bersabda: Barang siapa membaca وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا kemudian sampai pada ayat terakhir: فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ Maka bacalah : اَمَنَّا بِاللِه

Imam Ahmad dan Imam Abu Daud mentakhrij dari Shahabat Abdullah Ibnu Abbas Rhadiyallah Anhu : Apabila Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى, maka beliau membaca سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

Imam Turmudzi dan Imam Hakim mentakhrij dari Shahabat Jabir, dia berkata : Rosulullah keluar menemui para shahabat dan beliau membaca surah Ar-Rahman dari awal sampai akhir, sahabat pun diam. Rosulullah bersabda: Saya telah membacakannya (Surah Ar-Rahman) kepada para Jin, mereka lebih bagus jawabannya dari pada kalian. Setiap saya membaca فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ mereka berkata : وَلَا بِشَيْئٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ (Wahai tuhanku, tidak ada satupun dari nikmatmu yang kami dustakan, segala puji adalah milikMu)

Dalam kitab “Kasyful Ashror” disebutkan: Barang siapa yang membaca Surah Al-Waqiah dan sampai pada ayat berikut :

أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ(59)، أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ(64)، أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ(69)، أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ(72)

Maka beliau membaca :
بَلْ أَنْتَ يَا رَبُّ (Engkaulah ya tuhanku)

# Wajibnya Mengamalkan Al-Quran

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
َ
“Katakanlah: “Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.”

Abu Sufyan berkata : Sesungguhnya ayat ini walaupun khitobnya (Lawan bicara) mengarah kepada Ahli Kitab, tetapi ayat tersebut juga disampaikan untuk umat Nabi Muhammad. Dalam hal ini, sudah menjadi kebiasaan Allah di dalam Al-Quran untuk tidak mengarahkan khitobNya yang berupa ejekan atau celaan kepada Umat Nabi Muhammad, tetapi Allah mengarahan kepada umat-umat terdahulu. Seakan-akan seperti : “Wahai umat Nabi Muhammad, bukankan kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui tentang kandungan Al-Quran dan sunah rosulNya?.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْك
ًا
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.
Abu Said Al-Khudri berkata : Barang siapa yang berpaling dari Al-Quran dan tidak mengamalkannya, maka kuburannya akan menjadi sempit sehingga tulang-tulangnya akan remuk. Dan ketika dibangkitkan, mereka dibangkitkan dalam keadaan buta. Sebagaimana firmanNya:

وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا(125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

“124. dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”.

125. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?

126. Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.

Dibiarkan dalam keadaan buta dan diazab sebagai balasan yang setimpal.

Dalam hadits disebutkan :

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهذَا الْقُرْانَ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ أَخَرِيْنَ يَرْفَعُ مَنْ اَمَنَ بِهِ وَعَمِلَ بِمُقْتَضَاهُ وَيَحُطُّ مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ وَلَمْ يَحْفَظُ وَصَايَاه
ُ
Sesungguhnya Allah akan mengangkat (derajat) kaum dan merendahkan yang lain. Dia akan mengangkat (derajat) orang yang beriman dan mengamalkan Al-Quran serta akan merendahkan orang yang berpaling darinya serta tidak menjaga wasiat-wasiatnya. H.R Tiga Imam (Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i).

Rosulullah bersabda: Barang siapa yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya tetapi dia tidak mengamalkan kandungannya dan berpaling darinya, maka hal itu akan menjadi perantara baginya untuk masuk neraka. Dan barang siapa yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya sekaligus dia mengamalkan kandungannya, maka hal itu akan menjadi perantara baginya untuk masuk ke surga. H.R Ibnu Hibban

Rosulullah bersabda: Amalkanlah Al-Quran. Halalkanlah yang dihalalkannya. Haramkanlah yang diharamkannya. Berimanlah kepadanya dan janganlah kalian ingkar sedikitpun. Apa yang menjadi perkara syubhat bagi kalian, kembalikanlah kepada Allah dan orang berilmu setelahku.

Rosulullah bersabda: Ambillah kesempatan kalian dan jangan menyia-nyiakan kewajiban kalian terhadap Allah. Allah telah mengajarkan kalian tentang kitabNya dan menunjukkan jalan kebenaranNya, supaya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang berdusta. Maka berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepada kalian dan musuhiah musuh-musuhNya dan berjihadlah di jaan Allah dengan jihad sebenar-benarnya. Perbanyaklah dzikir kepada Allah dan beramallah untuk hari kemudian. Karena barang siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan mencukupi hubungannya dengan manusia lain. Karena Allah maha kuasa terhadap manusia, dan mereka (manusia) tidak kuasa terhadap Allah. Allah memiliki manusia, dan mereka (manusia) tidak memiliki apa-apa.

Rosulullah bersabda: Saling menasehatilah kalian dengan Al-Quran, yaitu dengan mengamalkan kandungannya, bukan dengan perselisihan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan : Al-Quran itu penolong bagi yang menjadikannya sebagai imam (pedoman hidup) yang menuntunnya ke surga. Dan barang siapa yang berpaling darinya, maka (Al-Quran) tersebut akan menjadi penuntunnya ke neraka..
Shahabat ibnu Abbas berkata : Kami shahabat nabi yang diberi iman sebelum kami diberi Al-Quran. Akan ada kaum setelah kami yaitu suatu kaum yang diberi Al-Quran sebelum iman, mereka menjaga huruf-hurufnya namun menyia-nyiakan batasan-batasannya.

Dalam hadits Shahabat Jundab Rhadiyallahu Anhu, dia berkata : Kami pernah bersama Rosulullah, beliau mengajarkan tentang keimanan kemudian mengajarkan Al-Quran, maka bertambahlah keimanan kami. Dan akan ada suatu zaman yang mana ada suatu kaum yang belajar Al-Quran sebelum belajar tentang keimanan. Shahabat Jundab berkata : Kami hidup dalam waktu yang lama. Salah satu diantara kami, ada yang diberi keimanan sebelum diberikan Al-Quran kepadanya. Maka ketika suatu surah turun kepada Rosulullah, maka kami belajar darinya tentang halal, haram, perintah, larangan, dan apa yang seharusnya dikerjakan. Kemudian kami juga melihat seseorang yang mana dia diberi A-Quran sebelum mengetahui tentang keimanan. Maka dia membaca dari Al-fatihah sampai selesai tetapi dia tidak memahami apa yang menjadi perintah dan larangan dalam Al-Quran. Ketika kami tidak menemukan tafsir di dalam Al-Quran dan hadits, kami mengacu kepada qoul shahabat yang memiliki pemahaman yang sempurna, ilmu yang mompuni dan amal yang baik. Sampaikanlah firman Allah :

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّه
ُ
“Dan bertakwalah kalian kepada Allah, Allah akan mengajarkan kepada kalian”

Senin, 9 Maret 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.